Monday, July 18, 2011

METAFORA DALAM AL QUR'AN

bentuk metafora banyak terdapat dalam ayat ayat Al qur'an  sebagai salah satu cara Allah menjelaskan wahyunya, dan ternyata hebatnya lagi menurut " nurul Murtadho " ( doktor pada Program Study Ilmu Linguistik Universitas Indonesia ) segala metafora yang ada dalam Al qur'an bersifat universal artinya mempunyai pengertian yang sama dalam budaya manapun .
        Ada sekitar empat ratus kata yang digunakan secara metaforik dalam alqur'an (menurut T Sabgah, seorang sarjana arab modern ) , banyak metafora dalam Al qur'an satu sisi mengangkat Kitab Suci ini menjadi Kitab Suci yang bernuansa sastra tak tertandingi, namun pada sisi lain menimbul kerancuan yang dikenal dengan Fuzzy concept ( konsep yang kabur ) dalam pemahaman teks teks agama oleh sebab itu menjelaskan tentang teori metafora ini menjadi sangat penting bagi para pengkaji Al qur'an.
KONSEP METAFORA:
        Konsep Metafora pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles ( 384 - 322 SM ) , ia mendifinisikan metafora sebagai ungkapan kebahasaan untuk untuk menyatakan suatu nama dengan nama yang lain .Quintilian , mengatakan bahwa metafora adalah ungkapan kebahasaan untuk mengungkapkan sesuatu yang hidup bagi sesuatu yang hidup lainnya, sesuatu yang hidup bagi sesuatu yang mati , sesuatu yang mati untuk sesuatu yang hidup , dan sesuatu yang mati untuk sesuatu yang mati lainnya.Wahab ( 1991 : 72 ) juga mengajukan konsep metafora dalam komunikasi sebagai ungkapan kebahasaan yang maknanya tidak dapat dijangkau secara langsung .
         metafora dalam arti luas mencakup semua bentuk kiasan , yang dalam bahasa indonesia yang diambil dari bahasa arab di istilahkan " majaz "  ( figure of speech ) , majaz tersebut menurut Moeliono ( 1989 ) diklasifikasikan menjadi tiga :
1. majas pembanding, yang terdiri dari perumpamaan,kiasan/metafora, personifikasi .
2. majas pertentangan yang mencakup hiperbol, litotes, ( Understatement ) , ironi
3. majas pertautan yang meliputi metonimia, sinekdoke, kilatan, eufimisme
          Kriteria yang dipakai untuk menentukan kesemestaan metafora yang terdapat dalam Al qur'an ialah " berlakunya kesamaan lambang kias dan makna yang dimaksud dalam sebagian besar budaya dunia  ( yang terdapat dalam A dictionary of Symbols )
Model hirarki yang dipakai adalah sbb:
BEING
COSMOS
ENERGETIK
SUBSTANTIAL
TERRESTRIAL
OBJECTIVE
LIVING
ANIMATE
HUMAN
KESEMESTAAN METAFORA
         Dengan memanfaatkan kriteria , A diktionary of Symbols , dan medan semantik ruang persepsi diatas berikut ini disajikan analitis kesemestaan metafora dalam Al qur'an di mulai dari kategori teratas Being sampai yang terbawah yaitu Human.
1. Being
    medan semantik yang lambang kiasnya termasuk kategori being meliputi konsep konsep yang abstrak , seperti kebenaran, kejujuran, kegelapan dan sebagainya, ayat Al qur'an yang termasuk jenis ini adalah ayat 40 dari surat An -Nur yang terjemahannya sebagai berikut :
Atau keadaannya seperti kegelapan yang pekat,
ditengah hutan yang luas dan dalam ,
diliputi gelombang
diatasnya gelombang,
diatasnya( lagi) awan awan yang tebal
, kegelapan yang pekat lapis berlapis
. Bila ia keluarkan tangannya
Hampir hampir tiada ia melihatnya
, Bagi siapa yang tiada diberi oleh Allah cahaya
, cahayapun tiada baginya
           pada ayat ini Allah mengibaratkan kekufuran itu bagaikan kegelapan yang pekat ditengah lautan yang luas , dalam dan bergelombang . sedang diatasnya awan hitam yang tebal dan berlapis lapis. sehingga bila ia keluarkan tangannya dihadapan matanya sendiri , ia tak mampu melihatnya .

           Kekufuran itu gelap disebabkan karena terputus dari cahaya Allah yang memancar di alam raya ini. Oleh sebab itu hati insan yang terputus dari cahaya Allah , ia akan selalu merasa gelisah dan ketakutan . Menurut Cirlot ( 1962 :77 ) dalam budaya manapun , kegelapan secara tradisional dikaitkan dengan warna hitam , lambang kesedihan









No comments:

Post a Comment